Sudah sejak jaman dulu bangsa kita menjalankan sistem kerja masal “GOTONG ROYONG “ dalam kegiatan – kegiatan pembangunan. Baik pembangunan untuk sarana umum ataupun pembangunan untuk pribadi. Banyak sekali contoh – contoh yang masih bisa kita lihat dan kita saksikan sampai sekarang. Terutama di daerah – daerah pedesaan mereka bekerja secara bergotong royong dalam pembangunan Balai Desa, Masjid, Saluran irigasi, Rumah, Menanam padi dan banyak lagi kegiatan lainnya yang dikerjakan secara bersama – sama tanpa ada imbalan yang mereka terima.
Penduduk desa yang masih sangat kental dengan rasa kekeluargaan dan rasa persaudaraan. Mereka guyub rukun, masih dan terus melaksanakan dan menjalankan budaya dan cara kerja yang sudah sekian ratus tahun terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup mereka. Mereka bahu – membahu saling membantu antar sesama warga desa. Mereka bekerja dengan semangat dan tanpa pamrih , para lelaki bekerja bersama – sama menyelesaikan pembangunan yang direncanakan, sedangkan para ibu membantu di dapur menyiapkan makanan dan minuman untuk para lelaki yang sedang bekerja Gotong Royong.
Selaras sekali kerja Gotong Royong ini, dengan yang dicontohkan dalam kitab suci Al Qur’an terdapat sebuah Surat AN NAML ( Semut ).
Allah s.w.t menyebut binatang Semut ini agar manusia mengambil pelajaran dan hikmah dari kehidupan semut itu. Semut adalah binatang yang hidup berkelompok di dalam tanah, membuat liang dan ruang bertingkat – tingakat sebagai rumah dan gudang tempat menyimpan makanan. Kerapian dan kedisiplinan yang terdapat dalam kerajaan semut ini.Secara tidak langsung Allah mengingatkan agar manusia berusaha mencukupkan kebutuhan sehari – hari, mementingkan kemaslahatan bersama, tidak sombong , mampu berorganisasi dan bekerjasama dengan baik dan tindakan terpuji lainnya.
Gotong Royong sebuah system kerja (Semut ) yang patut untuk kita pertahankan dan kita teruskan pada era sekarang ini. Tidak hanya bagi warga desa saja yang bisa melakukan gotong royong , warga kotapun tentunya harus bisa. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan bagi yang tinggal di perkotaan, membangun poskamling, membersihkan parit, membangun tempat ibadah, menjaga kebersihan dan masih banyak lagi kegiatan yang lainnya. Masalah waktu bisa kita laksanakan pada waktu hari libur ataupun pada hari Minggu.
Foto kegiatan Gotong Royong pembangunan Gedung Serba Guna di Perumahan Bumi Agung Permai - Batuaji - Batam
Ketua RT dan Ketua RW sangat berperanan sekali dalam kegiatan gotong royong dilingkunganya. Merekalah tokoh masyarakat dan motor penggerak kegiatan – kegiatan kemasyarakatan dan kegiatan sosial di mana mereka tinggal. Dan kita semua akan mendapatkan manfa’at lain yang dari kegiatan gotong royong ini. Di antaranya :
1. Pekerjaan selesai dengan cepat tanpa harus mengeluarkan biaya ataupun kas RT/RW, dan jika berupa pembangunan fisik gedung akan sangat menghemat anggaran , karena biaya untuk tenaga kerja berkurang dengan adanya Gotong Royong.
2. Tanpa terasa persaudaraan dan kebersamaan sesama warga semakin erat, yang pejabat kenal dengan tetangga yang pekerja/buruh, yang pedagang kenal dengan yang bekerja sebagai sopir, yang kaya kenal dengan yang miskin, begitu juga sebaliknya.
3. Keamanan lingkungan semakin terjamin, dengan rasa persaudaraan dan kebersamaan serta saling kenal diantara warga tentunya jika ada pendatang baru ataupun ada tamu asing yang mencurigakan tentu warga akan cepat mengetahuinya.
4. Ketentraman dan kedamaian, akan diperoleh jika antar sesama warga saling peduli dan saling membantu dengan sesama warga lainya.
Tentu kita semua berharap bisa hidup dan tinggal di lingkungan yang tentram dan damai. Gotong Royong merupakan salah satu cara yang efektiv dan mudah untuk mencapai keadaan itu, diantara cara – cara yang lain .
Ayo kita giatkan dan kita ikut serta dalam “Gotong Royong” , cara mudah , murah , meriah dan banyak manfa’at !!!
itulah kelebihan bangsa kita, namun sempat dipolitisir dan dimanfaatkan penjajah pula, semoga saat ini tidak,...
BalasHapusDan sayangnya nilai2 itu sekarang sudah mulai berkurang ya Kang Pur, kalo di daerah sih rasa kegotongroyongan masih erat. Tapi di Jakarta seolah orang sudah tak peduli sama orang lain hiks :(
BalasHapusGimana kabar nih Kang Pur?
Lebih banyak manfaatnya...
BalasHapusSecara fisik maupun secara psikologis...
Sebuah warisan nilai-nilai luhur yg hanya ada di masyarakat kita.
dulu saat saya masih kecil tinggal di desa yang rasa persaudaraannya tinggi sekali. jika ada warga yang membangun rumah biasanya berdinding bambu semua warga ikut bergotong royong membantu. kagen banget suasana kekeluargaan semacam itu
BalasHapuswaktu kecil dulu, saya masih inget, kerjaan apa pun selalu dilakukan secara gotong royong. kelihatan guyup dan rukun. orang yang puna gawe pun bisa diselesaikan dg cara gotong-royong. namun, belakangan ini sikap gotong royong semacam itu sudah nyaris punah, mas pur. setiap tetes keringat selalu diukur dg duwit. kapan ya, sikap gotong royong itu bisa hidup kembali?
BalasHapusgotong royong...
BalasHapuskebudayaan yg sangat n patut kita jaga kelestariannya...
walaupun dikota2 maju seperti didaerah saya tinggal sekarang sudah sangat jarang ditemui, tapi setidak-tidaknya masyarakat disini masih mau bergotong royongko,walaupun cuma 1 minggu sekali, itupun harus disatronin kerumah masing2 hehehe...
kayanya kepaksa banget yah :D...
eniwei thx banget kang dah boleh gotong royong disini :P...
salam kenal yah :D
@suryaden : betul penjajah memanfaatkan budaya yang luhur ini.
BalasHapus@seno : padahal kalo mau menyempatkan ikut "gotong royong" menyenangkan sekali, tambah teman, silaturahmi terjalin, makan minum gratis....kalo ada.he...he.
@xitalho : setuju banget.
@Endar : sama kang pingin rasanya menikmati suasana yang penuh kekeluagaan dan saling membantu seperti di kampung dulu.
@Sawali : Benar pak waktu kecil saya sering ikut ibu gotong royong tanam padi "sambatan" walaupun pulangnya hanya dapatnya "nasi golong"(nasi dibungkus daun dengan lauk bothok) namun ibu - ibu di kampungku terus saja tiap hari iklhas melakukannya.sampai satu blok sawah itu tertanami padi semuanya.
betul, gotong royong banyak manfaatnya, hanya kok sekarang nilai-nilai tersebut agak luntur ya..semoga saja hanya anggapan saya..
BalasHapusWow ... keren ... menulis menggena mengangkat apa yang ada di sekitar ... nyata contohnya ... Greta
BalasHapusmantab ini tulisannya...
BalasHapussemangat gotong royong memang uda hampir punah di jaman milenium seperti ini...
gotong royong ini yang mulai pudar dengan keegoisan manusia.
BalasHapusgotong royong sangat besar manfaatnya
He..he.. iya, kalau didaerah suasana ini masih terasa kang. Indah pokoknya.
BalasHapusGotong Royong... Sudah lama saya sudah tidak mendengar kata-kata gotong royong, jadi ingat jaman dulu saja, dimana orang-orangnya masih guyub rukun...
BalasHapusDengen bergotong-royong semua jadi ringan..
BalasHapusMerdeka!! Sampai detik ini saya betah di desa karena rasa persodaraan yang kuat. Gotong royong dan saling peduli satu sama lain.
BalasHapussampai saat ini saya masih bisa melihat pemandangan gotong royong bahu-membahu pak
BalasHapustetapi bukan di kota besar melainkan di kota kelahiran istri saya PONOROGO
wahh klo di kota besar sih krn org2nya merasa sibuk semua jadi gotong royong kek bersihin parit, bersihin lingkungan, poskamling dan sejenisnya sih dalam bentuk iuran aja boss :P
BalasHapusjadi udah ada tenaganya khusus hehehehe
zaman sekarang mah udah sulit atuh yang begitu!!!!!!!
BalasHapusdi tempat saya kalau lagi berhalangan hanya membayar saja, karena maklum disini sebagian para pekerja yang masuk shift jadi kalau masuk malam pas gotong royong tidak bisa hadir
BalasHapuskalau disuruh gotong royong pada ngacrit semua zaman memang tak seperti dulu mas. slm anurogo
BalasHapusJaman skrng mah plg2 cuma didesa desa yg msh seperti itu....
BalasHapusbetul bos,tapi aku juga lagi gencar2nya ningkatin dotongroyong buat anak rantaunya
Hapusmantep!!! tukar link yuk...
BalasHapusyuk
Hapus