Sabtu, 23 Mei 2009

DIALOG DAUN DAN ANGIN

Terasa sejuk dan semilir angin berembus di bawah pohon rindang ini, enak dan nyaman rasanya walau hanya duduk dan bersandar di akar pohon. Aku jadi terbayang ketika beberapa tahun yang lalu, ketika aku baru membeli rumah yang aku tempati sekarang, waktu itu bukit belakang rumahku masih banyak pohon – pohon yang besar dan tinggi. Suasana pagi hari yang sejuk , suara kicau burung bersahut – sahutan seakan hidup di suasana pedesaan. Namun kini hilang sudah suasana itu, entah pergi kemana burung – burung itu.

Angin berhembus sepoi – sepoi , daun – daun pohon tempat aku duduk dibawahnya gemerisik seakan saling menyapa .

“ Hai daun…..”
“Hai juga angin……” .
“Suara siapa ya…… “ tanyaku dalam hati

Aku tertegun seakan tak percaya, aku menoleh kekanan dan kekiri siapa gerangan yang berbisik - bisik, barang kali ada orang yang menyapaku. Aku semakin penasaran suara itu masih ada dan makin asyik saja nampaknya yang diperbincangkan. Merinding juga bulu kudukku tidak ada sesiapa disekitarku, namun suara itu terdengar jelas ditelingaku. Aku coba menelisik suara - suara itu, aku arahkan telingaku semakin jelas dan jelas terdengar.

. "Hai apa kabar daun , masih kamu beri juga manusia di bawah itu, kesejukan dan keteduhan, bukankah teman - teman kamu banyak ditebangi, dan dibakar” kata suara itu
“Ya begitulah angin, aku diciptakan memang untuk membuat alam ini sejuk dan tidak panas “ terdengar ada suara jawaban yang intonasinya lebih lembut

Semakin jelas saja suara itu aku dengar, aku tersentak kaget, rupanya daun dan angin yang sedang saling tegur sapa dan membicarakan ulah manusia. Aku diam saja , namun dalam hatiku merasa memang benar apa yang dikatakan daun dan angin itu, memang manusialah yang menebang dan membambat hutan, sehingga banyak hutan – hutan yang tadinya menjadi tempat serapan air dan sumber penghasil oksigen tersebut kini meranggas gundul, hanya rumput dan tumbuhan gulma, yang pasti tidak akan mampu menahan air hujan.

“Kamu baik ya ...meski disakiti , dan ditebangi oleh manusia, kamu tetap menjalankan tugasmu” kata angin memuji daun.

“Namun dengan kepergian teman - temanmu, tiada lagi yang menyapaku dan menghentikan langkahku, ketika aku kesepian ditengah tanah gundul , laju kecepatanku tak ada yang bisa menghentikanku” kata sang angin lagi .

“Aku sudah dengar dari cerita si kumbang, karena laju kecepatanmu terlalu cepat banyak juga teman - temanku yang terluka, patah ranting, dahan bahkan ada juga yang sampai tumbang” kata daun pada angin.

“Banyak juga rumah – rumah manusia yang hancur berserakan karena terjanganmu” kata daun lagi.

“Sebenarnya aku tidak ingin ini terjadi, dulu setiap aku lewat sini, sebelum manusia – manusia menebangimu, aku senang sekali. Teman – temanmu semuanya menyapa , menanyakan kabarku sudah sampai kemana saja aku berkelana” cerita sang angin.

“Dulu aku bisa bermain dan merunduk diantara dahan – dahan dan ranting, bercengkerama dan bergurau sepuasku, menyapa burung , dan hewan – hewan yang tinggal disini” ceritanya lagi.

“Namun sekarang teman – teman itu sudah tiada lagi, tinggal kamu satu – satunya yang tersisa, sebetulnya aku ingin lebih lama bercerita denganmu, namun kawan – kawan ku dibelakang terus mendorongku, semakin berat aku menahannya kalau harus berlama – lama denganmu, nanti kamu bisa tumbang ketika aku harus meninggalkanmu ”

Aku lihat tanaman tempat aku duduk dibawahnya daunnya nampak terdorong kuat, tiupan angin mulai kencang , kencang dan kencang sekali.

“Selamat tinggal daun….sampai jumpa lagi” kata angin.
“Selamat jalan angin….semoga bisa bertemu lagi” balas daun.
Beberapa menit angin di pagi itu kencang sekali, membuyarkan perhatianku pada suara yang aku dengar tadi. Antara percaya dan tidak percaya aku dengan kejadian tadi. Bila benar adanya Sungguh pelajaran yang sangat berharga sekali. Akhirnya akupun pulang meninggalkan pohon rindang itu.

Memang benar jika saya bandingkan dengan kejadian – kejadian alam selama ini, hutan mampu meredam kecepatan angin, menyimpan dan menyerap air hujan. Ketika ada angin kencang bisa berkurang dengan adanya hutan, logikanya angin masuk ke sela – sela pohon sehingga kecepatannyapun berkurang. Ketika musim tiba hutan akan menyerap dan menahan laju air yang turun dan air diserap oleh akar, sehingga banjir tidak terjadi dan air akan dikeluarkan ketika musim kering tiba. Subhanallah sungguh suatu system yang sempurna yang diciptakan oleh Allah Subhanahu Wata’ala.

Tinggal kita mau menjaga kelestariannya atau tidak.

Harapanku tulisan ini bisa menjadi pengingat buat kita semua, untuk selalu menjaga hutan – hutan kita. Tidak menebangi pohonnya sudah merupakan tindakan yang terpuji, apalagi bila kita mau menjaga kelestariannya. Merupakan tindakan nyata upaya penyelamatan bumi dari kerusaka.

26 komentar:

  1. mengingat saja belum cukup tanpa tindakan sporadis terhadap orang-orang yang tidak bertanggung jawab terhadap kelestarian alam.

    Seandainya kita mampu bersama-sama, bersatu memeranginya.... oh alangkah hijaunya bumi ini....

    BalasHapus
  2. dirimu udah menanam pohon belum hayooo..
    disini ada poon cabe :P

    BalasHapus
  3. Bener kuwe,...sing ora bener kan wong serakah, pingin duit ladang enteng...nggak tahu nanemnya maen tebang aja,..hehee

    BalasHapus
  4. saya wes menanam pohon, tapi garing...kepanasan.

    Wah bisa belajar bahasa daun dan angin nih sama Mas Pur..

    BalasHapus
  5. @rco : setuju sobat....pembabat hutan harus dihukum berat.

    @cebong : udah nanem pohon cempedak...mau buahnya.

    @dede : betul kang....orang - orang itu gak mikir akibat dari perbuatannya.

    @mama hilda : boleh mam...ke batam nanti saya ajarin bahasa daun/angin...hix.

    BalasHapus
  6. setuju sekali kang untuk melestarikan hutan. kalau ditebangi terus akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan

    BalasHapus
  7. Wah itu sejenis indera ke 6 atau ke 7 gitu kali yaa..?
    Koq bisa-bisanya kuoing sa,peyan denger2 suara angin dan daun... Jangan2 kalo aku lagi mikir aja sampeyan udah tahu... hiii ngeriiiii.. haxs!

    BalasHapus
  8. ceritanya inspiratif sekali ya.

    BalasHapus
  9. Kalo komeng ke BS
    1. Saiya terus terang saja trauma pak, muter2 8x
    2. Koneksiku superlemot, jadinya sulit komeng.
    3. Mendingan aku paling titip daun salam saja pak di SMixnya yah ^O^

    Budaya tebang hutan liar di Singorojo sudah kayak makanan harian pak, wong Pulisinya saja pada diem, apalagi kalo tidak nunggu jatah :D Saia melihat dg mata sendiri.

    BalasHapus
  10. Perlu kesadaran yang tinggi secara bersama-sama untuk menjaga alam sekitar kita bos...

    BalasHapus
  11. ya bro, angin sudah tidak berhenti dan bersapa ramah dengan pepohonan karena telah ditebang oleh manusia yang tidak mau menjaga keseimbangan alam

    BalasHapus
  12. weh ada bahasaa tumbuhan ternyata.....
    (jadi inget tukul)

    BalasHapus
  13. dialog yang sungguh, menarik, mas pur. tentu sang angin kini sering mengalami kesepian karena banyak daun yang berguguran akibat dibunuh dg cara paksa oleh manusia. semoga saja, daun2 itu bersemi kembali. perlu ada kesadaran kolektif utk menyemaikan daun2 itu.

    BalasHapus
  14. benar kata om silathol kalo kita berdua punya indera ke enam.. ha ha..good postingan om sepur. GO GREEN...............

    BalasHapus
  15. tulisan yang penuh makna...memang kita wajib menjaga kelestarian alam...maaf saya ikutan koment..

    BalasHapus
  16. Kok gambar daun 5 jari nya hampir mirip daun ganja ya mas hahaha

    salam kenal

    BalasHapus
  17. Amin, semoga kita makin sadar lingkungan :D

    BalasHapus
  18. Betapa besarnya daun dan angin berperan dalam hidup kita tapi kenapa masih saja ada yang suka menghancurkannya

    BalasHapus
  19. Ini dosa siapa
    Ini salah siapa ...
    mari kita tanyakan pada rumput yang bergoyang ... mas :)
    duu duru.. duuuu..duuu~~~
    duu duru.. duuuu..duuu~~~
    (ebit g ade style)

    :)

    BalasHapus
  20. semoga kita belum terlambat menyelamatkan alam
    mari kita tanam tanaman disekeliling kita

    BalasHapus
  21. daun dan angin adalah makhluk yang berkerja berbarengan... tanpa angin daunpun mati... ehm... silahkan berkunjung balik sob....

    BalasHapus
  22. Kita sudah terlalu banyak berhutang pada Bumi, kenapa juga hati kita tak segera bangun dari pingsannya yang terlalu lama

    BalasHapus
  23. cerita yang menggugah pikiran

    mari kita hijaukan kembali bumi ini
    stop penebangan liar

    BalasHapus
  24. Semoga pemerintah tanggap akan bencana yang kerap kali terjadi. Kemudian pemerintah mengambil tindakan tegas atas sekelompok orang yang menghabisi hutan hanya untuk kepentingan perut mereka.

    Ceritanya bagus dan menggugah Kang Pur. Let's be green.

    BalasHapus
  25. saya suka postingnya menarik baget..
    blognya keren juga, Sukses selalu..
    Salam kenal dari Blog Heboh, jangan lupa berkunjung balik yah dan berkomentar.. Ditunggu..

    Blog saya yg lainnya:
    Bikin Heboh (Download lagu-lagu Indonesia Terbaru) Mohon dukungannya. =)

    BalasHapus
  26. mari kita menjaga dan selalu menyerukan kerinduan akan lingkungan yang asri sebisanya....

    BalasHapus